Hingga
kini, Papua masih saja bergolak. Berbagai gangguan keamanan yang dilakukan
kelompok bersenjata (baca: OPM) secara sporadis masih saja terjadi di beberapa
wilayah di propinsi ujung timur Indonesia ini. Seiring dengan itu, di perkotaan
(baca: di lingkungan kaum terdidik) mengemuka tuntutan untuk dilakukannya
dialog antara pemerintah pusat dan rakyat Papua.
Sejarah dan status politik Papua yang
terus diperdebatkan di kalangan orang Papua,khususnya berkaitan dengan pelaksanaan
Act of Free Choice (Pepera) pada 1962 yang menghasilkan integrasi (reintegrasi)
Papua ke Indonesia dan kegagalan pembangunan berkaitan dengan implementasi UU
Otsus Papua, terutama bila dilihat dari keberhasilan/kegagalan di empat sektor
prioritas: pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat,dan pembangunan
infrastruktur adalah dua diantara beberapa isu yang diinginkan untuk diangkat
dalam sebuah forum dialog.
Namun satu hal yang harus diingat
bahwa DIALOG bukanlah solusi, melainkan media atau forum yang disediakan untuk
memulai kebuntuan komunikasi politik
antara Jakarta dan Papua. Komunikasi yang lebih intens dan reguler menjadi penting
dalam rangka mengatasi: ketegangan, saling curiga, dan saling tidak percaya
antara Jakarta dan Papua selama ini.
Dialog damai bukan sesuatu yang
instan, melainkan proses panjang yang harus dipersiapkan secara matang. Meskipun
rumit, dialog sangat mungkin dilakukan dengan terlebih dulu menciptakan
kondisi-kondisi yang membuat para pihak semakin yakin untuk berdialog.
Dari seluruh proses damai dan
terutama untuk menuju dialog damai antara Jakarta dan Papua, hal terpenting
adalah semua pihak harus memiliki pemahaman yang sama mengenai makna dan
urgensi dialog.
Dialog nasional bukan merdeka, dialog
juga bukan NKRI, otsus, atau percepatan pembangunan Papua. Esensi dialog adalah
sebuah media, alat, cara berkomunikasi bagi para pihak untuk mulai membuka
diri, memandang pihak lain secara setara dan bermartabat, serta keinginan baik
untuk mau duduk bersama membicarakan isu-isu yang selama ini menjadi sumber
perpecahan,ketegangan, konflik,dan asal-muasal kekerasan di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar