Ketua Pokja Keagamaan, Majelis Rakyat Papua (MRP), Semuel Waromi merasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Walaupun kulit hitam, rambut keriting, tetap merasa Indonesia sudah
pas menurut cara pikir, cara pandang dan cara lihat 255 suku di tiga
zona ekologi kepulauan, pesisir pantai, lembah, rawa dan pegunungan.
Hidup dalam keanekaragaman dan keunikan, berbeda tapi tetap satu dalam
NKRI,” katanya dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Utara di ruang WOC
kantor gubernur, Kamis (15/8/2013).
Dia pun mengharapkan pemerintah merekrut orang Papua duduk di kabinet menteri lebih dari satu karena belum proporsional.
Tak hanya itu, MRP juga meminta diberikan kewenangan yang lebih luas
dalam mengawal penggunaan anggaran otonomi khusus (otsus) yang sudah
berjalan selama 12 tahun.
“MRP belum punya wewenang mengawal bagaimana alur uang yang
disalurkan, sampai pada aturan daerah khusus dalam penyelenggaran
keuangan,” kata Semuel.
Dia mengatakan MRP telah melaksanakan evaluasi otsus selama 12 tahun
di Hotel Sahid Jayapura, menghadirkan 40 kabupaten dan dua kota di dua
provinsi serta dua MRP Papua, di mana setiap kabupaten mengutus tiga
orang.
Ketika mendengar dari masyarakat akar rumput, 14 bidang yang telah
diundangkan dirasakan otsus telah bergema di Papua, namun kebijakan yang
dilakukan belum menyentuh masyarakat secara baik.
“MRP akan melaksanakan tugas ke daerah atau provinsi lain untuk
melihat dari dekat perdasus atau perda yang memberikan perlindungan atau
proteksi terhadap masyarakat dari sisi agama dan budaya. Antara lain
sudah kunjungi Aceh, Bali dan sekarang di Sulawesi Utara,” katanya.
Dia mengatakan, kekhususan berarti ada prioritas khusus untuk orang asli Papua. (bisnis-kti.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar