Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sudah memberikan Otsus Plus bagi Provinsi Papua untuk menjawab berbagai berbagai persoalan di
Papua. Untuk menindaklanjuti menidaklanjuti hal
tersebut, Gubernur Papua, Lukas
Enembe,SIP,MH, bersama Ketua MRP, Timotius Murib, dan Wakil Ketua II DPRP,
Yunus Wonda, dan Sekda Constant Karma dengan kembali bertemu dengan Mendagri,
Gamawang Fauzi di Kantor Kemendagri, Rabu (1/5) lalu.
Gubernur
Papua, Lukas Enembe,SH,MH, usai pertemuan yang berlangsung tertutup itu
mengatakan, Mendagri langsung
mencanangkan pelaksanaan 100 hari kerja dirinya dan Wakil Gubernur Papua,
Klemen Tinal termasuk Otsus Plus bagi Papua seperti disampaikan Presiden SBY.
“Kita mulai kerja untuk masa depan Papua
dibidang ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan
ekonomi rakyat, dengan diberikan kewenangan lebih luas. Pada hari ini (1 Mei)
adalah hari bersejarah karena kita masuk dalam pangkuan Ibu Pertiwi, yakni,
hari peradaban Papua,” ungkapnya kepada wartawan usai bertemu dengan Mendagri
di ruang pertemuan Kementerian Dalam Negeri RI, Rabu, (1/5).
Untuk
membangun Papua yang bangkit, mandiri dan sejahtera, maka dirinya meminta
kepada Presiden SBY dan Mendagri untuk memberikan kewenangan yang lebih luas.
Sebab pelaksanaan Otsus selama ini belum efektif. Kewenangan dalam hal ini
menyangkut semua kebijakan-kebijakan lainnya yang belum diatur dalam Otsus
seperti kewenangan kebijakan moneter dan keuangan dan lain sebagainya.
Ditegaskannya,
memang Papua sangat tertinggal dalam segala hal, misalnya IPM Papua sangat
rendah, kemiskinan di Papua paling tinggi, sehingga ini tugas berat yang harus
dikerjakan oleh generasi Papua yang baru ini.
Soal
Papua mendapat raport merah dalam Musrembangnas Selasa, (30/4) lalu, bagi
Gubernur Lukas Enembe, bahwa sejarah pembangunan Papua berbeda dengan
provinsi-provinsi lainnya. Dimana sejarah Papua integrasi ke NKRI itu sudah
tertinggal jauh, dengan demikian untuk mengejar ketertinggalan itu bukan dalam
10 sampai 20 tahun.
“Papua sudah tertinggal jauh, jadi kita tidak
bisa harapkan perubahan yang cepat, jadi kita harus menata kembali. Dan disini
komitmen sungguh-sungguh para bupati/walikota untuk bekerja keras merubah
paradigm Papua terbelakang terus ini,” imbuhnya.
Lanjutnya,
saatnya para pemimpin di Papua bersatu, dan rakyat Papua harus bersatu serta
membangun untuk keluar dari kondisi yang sangat memprihatinkan ini, yakni
kemiskinan yang luar biasa, dan lainnya.
Ditambahkannya,
kedepannya juga regulasi keuangan juga harus lebih berpihak kepada rakyat
Papua, karena selama ini banyak regulasi menyangkut keuangan tidak mengena
sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar